Kamis, 27 Januari 2011

Memahami secara keseluruhan

Beberapa waktu lalu baca threat di forum yang mengaku terbesar di Indonesia. Sebuah threat yang menertawakan sebuah iklan kehilangan yang termuat di Koran local suatu daerah di luar Jawa. Iklan tersebut adalah sebuah pengumuman kehilangan sebuah pulpen dengan merek tertentu di suatu tempat pada waktu tertentu. Sang threat starter mengatakan bahwa ini adalah iklan terkonyol yang pernah dia lihat dan menertawakannya. Reaksi dari para komentator juga hamper semuanya serupa. Ikut menertawakan atas tindakan si pemilik yang mereka pikir nggak-penting-banget.
Secara sekilas memang terkesan jika si empunya pulpen melakukan kesia-siaan dengan memasang iklan tersebut. Namun setelah mengetahui harga dari jenis pulpen tersebut, mungkin pendapat kita bisa berbeda. Ada beberapa komentator yang menuliskan kisaran harga pulpen dengan merek tersebut, harganya mencapai 7 digit angka, dengan angka terdepan minimal 3, itu adalah harga termurah yang diketahui. Ada juga yang harganya mencapai 8 digit. Kini taukan alasanya si empunya pulpen pasang iklan?
Komentar yang muncul dalam threat tersebut bisa menjadi contoh kecil untuk keadaan kita (kita?) saat ini. Ketika media hanya menampilkan sebagian berita dengan penyampaian yang sangat menjuruskan opini public sebagian besar dari kita langsung ikut-ikutan media. Mengikuti tren, mengikuti arus, latah. Hanya sebagian kecil dari kumpulan besar orang ini yang tidak termakan pemberitaan, mencari informasi yang lebih lengkap atas petikan yang ditampilkan. Dalam contoh di atas adalah googling atas merk pulpen tersebut.
Mencomot ulasan utama dalam salah satu edisi Tarbawi “Mengapa kita andalkan pengetahuan yang dangkal?”. Merasa cukup dengan informasi minimal yang kita peroleh untuk dijadikan landasan kita berpikir, bertindak dan menghakimi. Hanya mengambil informasi dari satu pihak dan melupakan pihak-pihak terkait yang lain. Mengandalkan katanya-katanya tanpa kita mau untuk mengetahuinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar